Intervensi dan Terapi
PCIT adalah sebuah terapi yang telah diuji secara empiris yang ditujukan untuk anak usia 2,5 – 7 tahun dengan masalah utama perilaku disruptif.
Terapi ini dikembangkan oleh Dr. Sheila Eyberg. PCIT diberikan kepada anak-anak yang menunjukkan perilaku yang termasuk didalam gangguan ODD (Oppositional Defiant Disorder) , Conduct Disorder (CD), dan Attetion-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Anak-anak dengan diagnosa tersebut menjadi anak yang biasanya dirujuk untuk menggunakan terapi PCIT.
Beberapa contoh perilaku disruptif adalah:
- Merengek
- Tidak patuh
- Berbohong
- Kejam pada binatang
- Perilaku kenakalan di kelas
- Hiperaktivitas, agresif verbal
- Agresif fisik
- Perilaku menghancurkan
- Menyulut api
- Mencuri
Selain itu, PCIT juga mampu memberikan manfaat yang cukup signifikan pada masalah-masalah keluarga, seperti :
- Membentuk ikatan dalam keluarga campuran (blended family) (anak kandung dan adopsi, dari keluarga yang bersatu karena pernikahan, dll)
- Perilaku melukai diri
- Self-esteem rendah
- Mood yang sedih
- Perfeksionisme
- Keterlambatan perkembangan
- Kecemasan umum
- Penyesuaian pasca-perceraian
- Kecemasan saat berpisah dengan figure signifiikan (baik di sekolah maupun pada setting lain)
- Autism Spectrum Disorder (hubungi psikolog Rainbow Casle untuk penjelasan lebih jauh)
Bagaimana PCIT dilakukan?
PCIT terdiri dari 12 sesi terapi, namun bisa bertambah atau pun berkurang sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga. PCIT bekerja dengan menyeimbangkan dua faktor, yaitu interaksi positif dengan anak dan konsistensi pemberian batasan (limit setting).
Apa yang menjadikan terapi ini bisa berhasil?
- Terapis melatih langsung orangtua dan anak saat interkasi sedang benar-benar berlangsung. Orangtua diberikan arahan detail dan konkrit apa yang harus dikatakan dan apa yang harus dilakukan. Perlu diingat, PCIT bukanlah parent training melainkan sebuah bentuk terapi untuk membentuk pola interaksi positif antara anak dengan orangtua.
- Terapi ini memililiki akar teori yang jelas pada teori perkembangan
- Menekankan pada membangun kembali pola interaksi positif
- Telah teruji secara ilmiah
- Diawali dengan assesement yang bisa terukur
- Tidak dibatasi oleh waktu, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Seberapa besar tingkat keberhasilan dalam terapi ini?
Beberapa hasil penelitian dan controlled trials menunjukkan hasil :
- Pengurangan yang signifikan pada masalah perilaku dan perilaku suka melawan
- Generalisasi perilaku di rumah dan di sekolah
- Generalisasi pada sudara anak yang tidak ikut diterapi
- Perubahan pada pola interaksi orangtua.
Selain itu, dari beberapa penelitian, PCIT telah terbukti secara statistik dan klinikal memberikan:
- Adanya peningkatan signifikan pada gaya interaksi orangtua kepada anaknya
- Adanya peningkatan signifikan pada masalah perilaku yang membaik di sekolah maupun di rumah
- Orang tua melaporkan berkurang personal distress dan meningkatnya kepercayaan diri secara signifikan dalam kemampuan mereka meregulasi perilaku anak
- Bisa digeneralisasi kepada anggota keluarga lain, seperti saudara.
Penjelasan lebih mendalam tentang PCIT dapat dilihat di sini
Dalam memberikan terapi makan, orangtua akan melakuka serangkaian tahapan seperti di bawah ini :
Hari evaluasi dilakukan dengan cara mengobservasi anak dan orangtua :
- Keterampilan makan
- Berat badan
- Reaksi dan strategi dalam memberikan makan
- Oral motor , motorik kasar dan halus
- Postur
- Proses sensori
- Kemampuan belajar
- Kemampuan emosi dan interkasi
- Nutrisi dan medis
- Rutinitas di rumah dan struktur pengasuhan
Pemberian hasil observasi bisa dalam bentuk lisan
Setelah evaluasi, anak akan ditentukan untuk melakukan salah satu atau kombinasi intervensi dalam bentuk :
- Terapi individual
- Terapi makan kelompok
- Pemberian strategi umum dalam makan
Terapi bermain adalah suatu terapi yang ditujukan untuk anak usia 3 – 16 tahun (namun Psikolog Rainbow Castle sendiri lebih memilih untuk menangani anak usia dini / di bawah 7 tahun). Terapi ini dapat membantu anak-anak yang perilaku sebagai berikut :
- Tidak menunjukkan potensi maksimalnya baik secara akademis maupun sosial
- Memiliki mimpi buruk dan gangguan tidur
- Beresiko dikeluarkan dari sekolah
- Menderita suatu trauma
- Mengalami emotional, physical atau sexual abuse
- Sedang dalam proses (atau sudah) untuk diadopsi atau diasuh oleh keluarga asuh
- Tengah mengalami proses perpisahan atau perceraian orangtua
- Tengah menjalani proses kehilangan atau kematian orang yang disayangi
- Sering menarik diri atau seringkali terlihat tidak bahagia
- Sering merasa sakit, disabled , atau autistic
- Sulit berteman
- Sering bertengkar dengan saudara dan teman sebaya
- Mem-bully orang lain atau menjadi korban bully
- Tidak suka bermain
Bagaimana terapi bermain dilakukan?
Terapi bermain berlangsung selama 12 sesi, namun dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga. Terapi bermain yang digunakan adalah non-directive dan berdasar pada prinsip yang dikemukakan Axline, yang bisa dilihat lebih lanjut penjelasannya di sini.
Pada terapi bermain, terdapat peralatan atau mainan khusus yang digunakan. Namun, teknik dan metode yang digunakan oleh terapilah sebenarnya yang menjadi “alat” utama seorang terapis. Semakin banyak skill dan alat yang dimilki oleh seorang terapis, semakin mampu ia beradaptasi pada situasi-situasi baru yang dihadirkan oleh seorang anak dalam setiap sesinya. “Alat” utama yang akan digunakan saat melakukan terapi bermain adalah alat atau mainan :
- Visualisasi kreatif
- Seni
- Storytelling
- Kotak pasir
- Musik
- Dansa dan bergerak
- Dramatherapy
- Wayang atau boneka
- Topeng
- Tanah liat
Seberapa besar presentase keberhasilan dari terapi bermain :
Bermain yang memiliki kandungan terapetik (termasuk terapi bermain dan terapi berbasis bermain lainnya), merupakan suatu disiplin ilmu yang telah diakui sejak lama oleh banyak teori psikologi. Penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif menunjukkan bahwa terapi bermain sangatlah efektif digunakan pada banyak kasus. Penelitian terkini yang dilakukan oleh PTUK menunjukkan bahwa 75% anak yang direferensikan menggunakan terapi ini akan menunjukkan perubahan yang positif.
Keberhasilan terapi ini disebabkan oleh lingkungan yang diciptakan selama proses terapi berlangsung. Suatu lingkungan yang aman, terjaga kerahasiaannya, dan saling peduli diciptakan pada terapi ini sehingga membuat anak bisa bermain dengan batasan yang sesedikit mungkin, tapi juga dengan batasan sebanyak yang dibutuhkan (untuk alasan keamanan). Situasi ini menjadikan proses healing bisa tercipta tanpa penggunaan obat-obatan
Theraplay adalah salah satu terapi bermain berstruktur (karena aktivitas nantinya akan dipimpin oleh orangtua) yang prinsipnya didasarkan pada teori kelekatan (attachment theory) yang bertujuan mendekatkan hubungan emosional antara anak dan orangtua melalui aktivitas bermain yang menyenangkan. Anak akan diajak untuk mengalami kembali pengalaman menyenangkan seperti mereka bayi dimana semua kebutuhan emosional dipenuhi oleh orangtua dengan optimal. Nantinya diharapkan akan terjadi perubahan pola pikir dalam diri anak bahwa ia adalah seorang anak yang berharga dan berhak dicintai oleh orang lain. Theraplay ditujukan untuk anak- anak dari usia 18 bulan hingga 12 tahun, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan kepada anak usia remaja dengan sedikit modifikasi pada aktivitas bermain. Terapi ini efektif menangani anak dengan :
- Masalah perilaku, baik yang internalizing (menarik diri, depresi, cemas, atau pemalu) maupun externalizing (acting out, pemarah, atau senang menentang arahan).
- Selain itu, anak yang mengalami gangguan perkembangan seperti ASD juga dapat ditangani.
- Karena fokus dari terapi ini adalah membentuk ikatan emosional yang kuat antara anak dan orangtua, terapi ini juga cocok untuk keluarga dengan anak adopsi dan bagi orangtua yang ingin berusaha memenuhi kebutuhan emosional untuk anak yang mengalami trauma.
Bagaimana theraplay dilakukan?
Sesi terapi akan berlangsung selama 9 – 12 sesi,tergantung pada progress yang ditampilkan oleh anak maupun orangtua. Dalam pelaksanaan terapi, terapis akan memandu orangtua dan anak melakukan aktivitas bermain bersama-sama yang dipenuhi dengan nuansa playful, di sisi lain memberikan tantangan dalam konteks bermain untuk anak diselingi aktivitas yang bersifat nurturing. Aktivitas bermain dalam theraplay terdiri dari komponen-komponen yang idealnya terbentuk di dalam hubungan orangtua dan anak: structure, engagement, nurture, dan challenge. Dengan interaksi yang terjalin, orangtua diharapkan dapat memahami kebutuhan emosional anak yang biasanya anak sampaikan melalui komunikasi non-verbal.
Orangtua akan dilibatkan pada sesi pertengahan dimana sebelumnya diberikan kesempatan untuk mengobservasi interaksi yang terjalin antara anak dan terapis ketika melakukan aktivitas bermain. Orang dewasa sebagai pemimpin dari aktivitas bermain karena dalam terapi ini ingin membentuk pandangan bahwa orangtua dapat jadi figur yang mampu memberikan rasa aman bagi anak sehingga anak dapat mengandalkan orangtua. Hubungan keduanya menjadi lebih harmonis dan munculnya masalah perilaku pada anak dapat diminimalisir.
Apa yang menjadikan terapi ini berhasil?
- Sebelum pelaksanaan terapi, terapis akan melakukan observasi yang terstandarisasi terlebih dahulu sehingga terapis tahu betul kebutuhan psikologis apa yang harus dipenuhi kepada anak pada proses terapi nanti. Terapi menjadi tepat sasaran dan perubahan dapat terukur dengan konkrit karena observasi akan dilakukan kembali setelah terapi dilakukan.
- Terapi ini didasari oleh teori perkembangan yang jelas yaitu attachment theory sehingga semua gangguan yang disebabkan oleh hubungan emosional yang kurang baik antara anak dan orangtua dapat diatasi secara optimal
- Keterlibatan orangtua dalam sesi terapi menjadikan interaksi menyenangkan yang terjalin bukan terfokus pada anak dan terapis tetapi kepada orangtua dan anak sehingga perilaku anak yang diharapkan tetap dapat bertahan ketika kembali pada setting sehari-hari.
- Penelitian mengenai efektivitas terapi sudah dilakukan terhadap anak-anak yang menunjukkan masalah perilaku internalizing maupun externalizing di beberapa negara dimana masalah perilaku mengalami penurunan sebesar 50% dibandingkan sebelum dilakukan terapi.
Feeding therapy yang melibatkan orangtua dan melakukan team approach (melibatkan psikolog, nutrisionis , terapis dn dokter)
Terapi seonsori integrasi merupakan bagian dari terapi okupasi.
Saat seorang bayi atau anak melakukan terapi sensori integrasi maka ia akan diberikan lingkunan yang kaya dengan dengan sensori yang pas sesuai dengan hasil pemeriksaan sensori-nya. Tidak berlebihan juga tidak kurang. Oleh karena itu, amat dibutuhkan pendampingan terapis selama anak melakukan terapi. Di klinik Rainbow Castle, anak akan didampingi 1 orang terapis dalam sesi terapinya.
Jika dibutuhkan, anak juga mengikuti terapi Okupasi (di luar terpi sensori integrasi) yang bertujuan untuk mengubah fungsi neurologis pada anak sehingga mereka dapat mengolah respon yang tepat dan kemudian berperilaku dengan tepat. (Sumber: spdstar.org).
Terapi di klinik Rainbow Castle tidak hanya mementingkan ruangan tetapi juga kualitas terapis yang memfasilitasi terapi dalam melakukan pendekatan bermain dengan anak.
Dalam The American Journal of Occupational Therapy in March-April 2007 menghasilkan bahwa anak dengan masalah sensori-over responsivitas yang mendapat Terapi Okupasi sensori integrasi menunjukkan peningkatan yang signifikan pada aspek yang diukur, termasuk pengukuran kognitif dan sosial.
Terapi wicara merupakan sebuah layanan untuk menangani anak yang mengalami gangguan komunikasi yang biasa dideteksi dengan keterlambatan bicara.
Manfaat terapi wicara
Terapi ini diperlukan untuk melatih anak agar mampu mempergunakan organ wicara, ekspresi wajah, mengerti dalam pengucapan dan penggunaan segala bunyi bahasa, serta mampu mengoreksi bicaranya sendiri.
Terapi Wicara ditujukan untuk anak-anak yang mengalami gangguan pada :
- Wicara (artikulasi)
- Gangguan bahasa,
- Gangguan suara,
- Gangguan irama/kelancaran,
- Serta gangguan menelan.
Mengembangkan kemampuan fungsional dan optimalisasi potensi anak dengan kebutuhan khusus supaya dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Pemeriksaan dilakukan menggunakan beberapa atau seluruhnya (tergantung pada kebutuhan)
Pemeriksaan dilakukan menggunakan beberapa atau seluruhnya (tergantung pada kebutuhan)
Pemeriksaan dilakukan menggunakan beberapa atau seluruhnya (tergantung pada kebutuhan)
Terapi Sound Safe adalah intervensi auditori yang kuat yang dirancang untuk mengurangi stres dan sensitivitas pendengaran sekaligus meningkatkan resiliensi dan koneksi sosial.
Terapi ini berbeda dengan CD audio yang secara bebas dijual di pasaran, karena dalam melakukan terapi ini perlu didampingi oleh Dokter/Psikolog/Terapis. Tidak bisa didengarkan sendiri di rumah. Terapi ini memliki dasar ilmiah yang kuat dari Dr.Stephen Porges, seorang profesor psikiater .
Berakar pada Teori Polivagal Dr. Stephen Porges menciptakan SSP untuk membantu anak dan dewasa belajar mencapai keadaan di mana mereka merasa aman, terhubung, tenang, dan mampu bersosialisasi
SSP melatih jalur saraf yang berhubungan dengan regulasi perilaku dan kemampuan sosial. Ini adalah bagian dari Sistem Saraf Otonom (ANS). Dan sama seperti otak yang plastis dan dapat berubah berdasarkan pengalaman, ANS juga plastis. Penelitian peer-review telah menunjukkan SSP dapat secara signifikan meningkatkan regulasi vagal jantung, yang kemudian meningkatkan kontrol diri yang lebih baik.
Terapi ini sering disebut “terapi pembuka” atau terapi neural exercise karena sebagai pembuka agar anak lebih optimal dalam menyerap manfaat terapi-terapi berikutnya.
Terapi ini ditujukan untuk anak/dewasa dengan:
- masalah emosi dan sosial
- sensitivitas auditoru dan sensori lain
Terapi ini dilakukan dan diawasi oleh terapis yang sudah bersertifikasi
Terapi ini berlangsung dalam beberapa pilihan:
- 4-6 bulan jika 1x pertemuan/minggu
- 1-2 bulan jika 2-3x pertemuan/minggu
Terapi dilakukan antara terapis dengan anak di ruangan yang membuat anak rileks dan tetap teregulasi.
Terapi berlangsung selama 50 menit: 45 menit terapi dan 5 menit terakhir untuk berbicara dengan orangtua jika orangtua ada pertanyaan.
Terapi Focus Listening adalah intervensi klinis yang digunakan untuk meningkatkan fungsi otak melalui input multisensori melalui otak dan tubuh.
Terdiri dari suara khusus yang dikombinasikan dengan gerakan serta tantangan berpikir untuk mengaktivasi brain networks. Ini merupakan tools pendidikan bukanlah alat kesehatan.
Terapi ini diciptakan oleh Dr.Halllowell dan Dr.Minson, ahli dalam bidang ADHD.
Pada terapi ini anak diberikan stimulasi multisensori secara simultan untuk membantu membangun dan menguatkan jalur yang mengatur fungsi tubuh dan otak. Sehingga muncul performa akademis yang lebih baik ditambah dengan kontrol akan impuls yang lebih baik.
Dengan stimulasi yang tepat, terapi ini memberi manfaat pada:
- lebih baik dalam memproses dan memanggil kembali informasi (akademis)
- kontrol impulse (dorongan) lebih baik
- perilaku regulasi diri
- menjalin relasi dan interaksi
- pemahaman membaca, konsentrasi dan memori
- berkurangnya stress dan kecemasan
Untuk siapa?
Anak maupun dewasa dengan masalah keterlambatan perkembangan dan masalah atensi disarankan 3x dalam seminggu untuk melakukan terapi ini.
“We can change our brain – we can essentially re-wire it through specific and repeated stimulation, a concept known as neuroplasticity”